Hujan
Puisi Mohammad Fatkhul Muiz
Hitungan Jawa
Oleh: Mohammad Fatkhul Muiz
Ada yang siaga, tanpa disangka
Ingin mencuri hatimu
Ialah seorang lelaki berani
Menentang hitungan jawa
Ada yang sengaja memilikimu
Sebab sajaknya kali pertama sujud
Pada sepasang matamu
Seseorang ambigu yang menyandang
Posisi tertua dari saudaranya
Demi kau yang anak ke tiga
Ia rela mendurhakai adat
Dan bersekutu dengan syariat
lantas membaca nasib berkali-kali
Dialah aku
:bukan sesiapa
Yang bebas melakukan apa pun
Barangkali mencintaimu
Sebab kau milik tak seorang pun
2020
Magnet
Oleh: Mohammad Fatkhul Muiz
Serupa kutub utara dan selatan
Kita saling Tarik-menarik
Asal kau tak berpaling
Aku tak kan lupa jalan berpulang
2020
Haiku: Hujan
Oleh: Mohammad Fatkhul Muiz
1/
Selepas hujan
Kata kau, puisi teduh
Selain aku
2/
Lantas kataku
basah adalah doa
selain kamu
3/
Menurut Tuhan
Kita serupa teduh
Dan mungkin basah
4/
Ketika cinta
Telah pilih bermukim
Di tubuh kita
2020
Kita Yang Lain
Oleh: Mohammad Fatkhul Muiz
Sepanjang pagi
Mataku tersangkut oleh dua burung
Yang baku ceracau
Di reranting pohon beringin
Aku membayangkan kita yang lain
Dalam keadaan yang lain
Namun, dengan cinta yang, tak.
2020
Membangun Cinta
Oleh: Mohammad Fatkhul Muiz
Kau tak bisa
membangun kita
dengan batu bata
atau kayu cendana
Kau juga tak bisa
membangun rumah
dengan kata-kata
atau cinta
Sedangkan cinta
Tak dapat kau bangun
bila tak ada pemicunya
: kita
2020
Mohammad Fatkhul Muiz, lahir pada 05 juni, di Blitar. Sedang betah menuntut ilmu di Ponpes Darul Huda Mayak Ponorogo. Ia juga kuliah di IAIN Ponorogo. Penulis bergiat di komunitas sastra “Langit Malam” Ponorogo. Puisinys pernah terangkum dalam Antologi bersama; Suata Sang Rembulan: Tidar Media (2020), Menenun Rinai Hujan: Sebuku (2019), dan masih banyak yang lupa. Ia bisa disapa melalui akun Instagram: @fattakh_almuiz atau akun Facebook: Fattakh almuiz.
Foto sampul oleh TH. Pohan