Malam Sepi Yang Telah Abadi
Puisi-Puisi Yosi Adi Setiawan
MATA WAKTU
Tiap hari mata ponsel bertengkar dengan mataku
untuk memastikan tatapan siapa yang paling tahan lama.
“Makin lama kok makin gawat saja.” Waktu menggerutu.
Ia menggelinding pelan dan bosan menunggu siapa yang akan menyerah duluan.
Hujan datang menjelang subuh dan waktu tak perlu lagi menunggu.
“Selamat istirahat.” Ucap mata ponsel berat.
“Selamat tidur, besok kita lanjutkan lagi!”
Jawab mataku yang seakan kehilangan warna.
Tahu tak lagi menunggu, waktu terbang dan melayang
meninggalkan sepi dan sunyi bertengkar di kamar mimpi.
Padang, 2020.
MALAM SEPI YANG TELAH ABADI
Malam yang rindu sedang memeluk waktu,
menidurkan sepi yang setengah jadi.
Malam sepi yang telah abadi.
Malam yang tua sedang menyusun doa,
memupuk kenangan di antara remang-remang.
“Aku ingin tidur lelap di matamu;
menyepi dan menghilang.”
Ketika itu ia pejamkan matanya sambil mengucap pelan:
“Selamat tidur, malam sepi yang abadi.”
2020
AKU SEBUTIR EMBUN
Di pohon ranggas itu, kata-kata yang sudah berguguran,
berserakan di bawahnya. Menunggu sepi dan rindu, siap disapu waktu.
Lalu sepenggal cahaya berpendaran melewati sunyi, menembus kabut mimpi. Merekahkan cedera, menggerai luka.
Aku sebutir embun berkilau di bawah daun. Bersembunyi dari perpisahan
yang merimbun dan mengembun di matamu.
Padang, 2020
PULANG
/1
Aku sedang bosan dan ingin segera pulang.
Aku bayangkan rumah di kelilingi pohon rindang,
Mendengar detik-detik jam dinding bersenandung,
Melihat sepasang Kasih-Sayang menyiasati kehidupan.
Aku ingin pulang dan merebahkan badan.
Aku sedang bosan dan ingin segera pulang.
/2
Di tengah ruang yang sunyi dan sepi–aku merasakan waktu mengalir dalam diriku,
menelusuri jejak-jejak usia yang semakin menua, menjamah tubuh yang semakin hari semakin ringkih saja.
Aku takut tubuh ini tak bisa lebih lama lagi kusinggahi.
Aku sedang bosan dan ingin segera pulang.
/3
Aku tahu waktu tak bisa kembali: dimana kehidupan yang masih lucu dan lugu tak akan pernah membayangkan tua dan sia-sia.
Aku berharap rumah membawaku kembali.
Aku sedang bosan dan ingin segera pulang.
2020
TENGAH MALAM
Kepalaku yang kurang latihan
sering mengajakku kepada hal-hal yang di luar batas.
Katanya tubuh itu hanya
bangkai yang tak berguna.
Manunggal tanah dan ruh yang menjadikannya manusia.
Kepalaku yang kurang latihan
sering memikirkan hal-hal yang kurang masuk akal.
Katanya dunia itu hanya
sebuah pertunjukan wayang.
Segala alur ceritanya sudah ditentukan oleh si Dalang.
Kepalaku yang kurang latihan
sering membawaku kepada malam yang sunyi agar aku dan dia dapat berbincang-bincang.
Padang, Maret 2020
DI BERANDA RUMAH
Kita duduk berdua saja di beranda rumah.
Melukis masa depan. Kau menyiram bunga di pekarangan rumah, sedang aku menyiapkan kayu bakar untuk hidangan di meja makan.
Kita duduk berdua saja di beranda rumah.
Menunggu tua. Kau sibuk dengan kacamatamu, sedang aku sibuk dengan sakit pinggangku.
Kita duduk berdua saja disini. Menjalin kasih sayang yang tak akan pernah putus oleh waktu, yang tak akan pernah hilang hingga kita berdua tiada.
Mei, 2020
Yosi Adi Setiawan. Lahir pada 4 September 1996. Hobi membaca dan menonton. Suka kopi dan sering berkunjung di kedai-kedai kopi di Padang